cookieOptions = {...}; Pemformulasian Obat dalam Bentuk Pulveres, Kapsul, dan Unguenta | My veterinary days

Friday, January 30, 2015

Pemformulasian Obat dalam Bentuk Pulveres, Kapsul, dan Unguenta

LAPORAN PRAKTIKUM  RESEPTIR DAN FARMASI VETERINER

PEMFORMULASIAN OBAT DALAM BENTUK PULVERES, KAPSUL, DAN UNGUENTA
  
 

 Oleh:
IRMA  ROZALINA
1109005041



 LABORATORIUM FARMAKOLOGI VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
______________________________________________

DOWNLOAD
______________________________________________


TUJUAN DAN MANFAAT PELAKSANAAN PRATIKUM

A.   Tujuan 
Dapat membuat sediaan obat dalam bentuk pulveres, capsule dan unguenta dengan baik, dengan alat dan bahan serat cara pembuatan bentuk sediaan obat yang telah disediakan.

B.    Manfaat
Dengan adanya pratikum penulis dapat mengaplikasikan teori yang dipelajari membuat sediaan obat pulveres, capsule dan unguenta seperti alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan sedian obat pulveres, capsule maupun unguenta teknik pembuatan masing-masing sediaan. 
Dan dapat mengaplikasikan pembuatan resep terutama obat dalam bentuk pulveres, capsule maupun unguenta serta dapat meracik obat sesuai permintaan resep. 

______________________________________________
TEORI YANG MELANDASI PELAKSANAAN PRATIKUM

A.    Pulveres dan Kapsul
Pulveres adalah sediaan obat yang berisi serbuk dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama, dibungkus dengan menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Serbuk dibuat umumnya untuk pemakaian dalam maupun pemakaian luar.
Pada pemakaian dalam, serbuk tak terbagi hanya terbatas pada obat yang relatif tidak poten seperti antasida, dan analgesik tertentu sehingga pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar lain untuk kebutuhan yang diperlukan. Untuk pemakaian luar serbuk tak terbagi harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya harus melewati ayakan dengan sangat halus halus agar tidak menimbulkan iritasi.
Kapsul adalah sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau zat tambahan lain. Kapsul harus memenuhi persyaratan farmakope indonesia mengenai keseragaman bobot dan waktu hancur.
Obat yang dimasukkan ke dalam kapsul tidak boleh merusak dinding kapsul. Obat  dapat berbentuk serbuk atau berbentuk cair. Bau dan rasa obat yang dimasukkan dalam kapsul tidak boleh berada pada dinding luar kapsul, sehingga setelah obat dimasukkann ke dalam kapsul, kapsul harus dibersihkan.

B.     Unguenta
Salep (unguenta) adalah preparat setengah padat untuk pemakaian luar. Preparat farmasi setengah padat seperti salep, sering memerlukan penambahan pengawet kimia sebagai antimikroba, pada formulasi untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang terkontaminasi.
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispend homogen dalam dasar salep yang cocok. Pemerian Tidak boleh berbau tengik. Pada penyakit kulit, obat yang digunakan berupa salep, krim atau lotion (kocokan). Kulit yang utuh dan sehat  sukar sekali ditembus obat, tetapi resorpsi berlangsung lebih mudah bila ada kerusakan. Salep biasanya dikemas baik dalam botol atau dalam tube.
Berdasarkan atas daya penetrasinya, salep dapat dibedakan atas :
a. Salep epidermik
Salep ini mampu berpenetrasi ke dalam kulit dengan efek terapinya yang terbatas pada permukaan kulit, jadi bersifat lokal. Tujuan penggunaan dari salep epidermik ini adalah sebagai salep penutup untuk melindungi jaringan tertentu. Dasar salep yang digunakan adalah sadar salep hidrokarbon
b. Salep endodermik
Salep ini mampu bepenetrasi ke dalam kulit namun tidak sampai melewati kulit. Tujuan penggunaannya adalah untuk melembutkan kulit, menghilangkan rasa sakit, sebagai stimulant atau iritasi lokal. Pembuatan salep ini menggunakan dasar salep serap.
c. Salep diadermik
Salep ini mampu berpenetrasi ke dalam kulit dan mampu melewati kulit, hingga dapat mencapai pembuluh darah dan menimbulkan efek sistemik. Salep ini digunakan untuk melindungi jaringan di bawah kulit.dasar yang digunakan dalam pembuatan salep ini adalah dasar salep yang dapat dicuci atau yang yang dapat larut di dalam air.
______________________________________________
BAHAN DAN METODE

A.   Pulveres dan kapsul


Alat:
-          Mortir dan lumping
-          Kertas HVS
-          Gunting dan penggaris
-          Cangkang kapsul no. 00
-          Sendok tanduk
Bahan  :
-          Antalgin 500 mg
-          Ampicillin 500 mg
-          CTM 4 mg
-          B Kompleks 4 mg


Alat dan bahan pembuatan capsul

Cara Pembuatan :
·         Semua jenis obat dimasukan ke dalam mortir
·         Lakukan penggerusan secara perlahan-lahan sampai diperoleh serbuk yang halus dan homogen

Penggerusan

·         Serbuk halus yang diperoleh terbagi menjadi dua bagian yaitu satu bagian untuk pembuatan kemasan pulveres dan bagian yang lainnya untuk pembuatan kapsul
·         Untuk kemasan pulveres, kertas HVS dipotong menjadi ukuran 6x9, masukan obat sesuai takaran menggunakan sendok tanduk, lalu lakukan pelipatan agar obat dalam kertas tidak tumpah
·         Untuk kemasan kapsul, cangkang kapsul dilepas satu sama lainnya, kemudian cangkang kapsul yang lebih kecil diisi dengan adonan serbuk homogen tadi dengan sendok tanduk sampai penuh atau mencapai batas atas cangkang kapsul. Lalu tutup dengan cangkang kapsul yang lebih besar

Pulveres dan kapsul
  
B.    Unguentum


Alat     :
-          Timbangan digital
-          Mortar dan lumpang
-          Sendok tanduk
-          Pot plastic
-          Potongan Kertas fofo
-          Kertas minyak
Bahan  :
-          Salicylate acid 1 gram
-          Sulfur ppt 3 gr
-          Vaselin album 21 gram 
Alat dan bahan pembuatan unguentum
Cara Pembuatan :
·         Timbang asam salisilat 1 gram, kemudian dituangkan ke dalam mortir
·         Timbang sulfur ppt 3 gram, kemudian dituangkan ke dalam mortar
·         Timbang vaselin album 21 gram, kemudian dituangkan sedikit demi sedikit ke dalam mortar sambil melakukan pengadukan dan digerus pelan-pelan sampai diperoleh adonan salep yang homogeny
·         Setelah salep terlihat homogen, ditampung kedalam pot plastik menggunakan sendok tanduk sesuai kemasan yang diinginkan
Pengadukan bahan

Penempatan unguentum

Unguentum
______________________________________________
PEMBAHASAN

A.   Kapsul dan Pulveres
Pembuatan obat dalam bentuk pulveres berguna  untuk orang atau hewan yang sukar menelan kapsul atau pil, obat yang volumenya terlalu besar dapat diubah dalam bentuk serbuk, pulveres dapat dikombinasikan lebih dari satu bahan obat. Kelemahan pulveres, rasanya pahit, tidak stabil, bersifat higroskopis. Syarat pulveres yang baik adalah kering, homogen, halus, memenuhi keseragaman bobot.
Keuntungan atau tujuan pembuatan sediaan kapsul yaitu menutupi bau dan rasa yang tidak enak,  menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari, lebih enak dipandang, dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar, dan yang terakhir agar obat mudah ditelan.
Pada pratikum bahan- bahan yang digunakan adalah:
a.       Antalgin
Antalgin merupakan obat yang memiliki efek analgesi. Antalgin mengandung zat aktif Methampyrone yang disebut juga dipyrone. Dypyrone merupakan derivat metansulfonat dari aminopirin yang larut baik dalam air dan dapat diberikan secara suntikan. Dipiron tersedia dalam bentuk tablet 500 mg dan larutan obat suntik yang mengandung 500mg/ml.

b.      Ampicillin
Amphicillin berfungsi sebagai remedium cardinale, yaitu obat yang dapat menyembuhkan penyebab terjadinya penyakit. Ampicillin merupakan antibiotik golongan aminopenicillin.
Ampisilin untuk pemberian oral tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul sebagai ampisilin trihidrat atau ampisilin anhidrat 125 mg, 250 mg, 500 mg dan 1000 mg sedangkan bubuk suspensi sirup mengandung 125 atau 500 mg/5 ml.

c.       CTM
CTM disebut juga Chlorpheniramin, yaitu obat yang tergolong antihistamin karena itu biasa digunakan sebagai obat anti alergi dan obat batuk. Obat CTM (Chlorpheniramine Maleate) bersifat meredakan rangsangan seperti rasa gatal, bersin dan batuk yang dapat juga ditimbulkan oleh alergi. Efek dari CTM akan timbul 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal 1-2 jam.
d.      B kompleks
Vitamin B kompleks terdiri atas tiamin (B1), riboflavin (B2), niasin (B3), asam pantotenat (B5), pyridoxine (vitamin B6), biotin (B7), asam folat (B9) dan cobalamins (B12). Vitamin B larut dalam air. Vitamin B kompleks penting karena memiliki fungsi yang unik dalam tubuh. Vitamin B1, B2, dan B3 bersama dengan B7, bertanggung jawab memproduksi energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sedangkan vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino. Pembelahan sel merupakan proses penting lain dalam tubuh memerlukan bantuan vitamin B12 dan B9.
B.   Unguenta
Bentuk sediaan obat ini setengah padat atau semi solid digunakan sebagai untuk pemakaian luar tubuh atau membran mukosa. Obat dengan bentuk sediaan ini terdiri dari zat berkhasiat/medicamenta (dapat tunggal atau campuran dengan indikasi terapi) dan vehikulum/dasar salep.
a.    Asam Salisilat
     Asam salisilat atau acidum salicilum dapat digunakan sebagai antiseptik lokal. Kombinasi asam benzoat dan asam salisilat dengan perbandingan 2:1 (biasanya 6% dan 3 %) dikenal sebagai salep Whitfield.  Asam benzoat memberikan efek fungistatik, sedangkan asam salisilat memberikan efek keratolitik.
b.    Vaselin Album
Vaselin terdiri dari vaselin putih dan dan vaselin kuning. Vaselin putih adalah bentuk yang dumurnikan/dipucatkan warnanya. Vaselin hanya dapat menyerap air sebanyak 5 %. Dengan penambahan surfaktan seperti Natriumlaurysulfat, Tween, maka akan mampu menyerap air lebih banyak, juga penambahan Kholesterol Span kemampuan mendukung air dinaikkan.
c.    Sulfur
   Elemen sulfur merupakan padatan kristalin kuning cerah. Kimia, belerang dapat bereaksi baik sebagai oksidan atau mengurangi agen. Ini mengoksidasi logam yang paling dan beberapa nonmetals, termasuk karbon, yang mengarah untuk mengisi negatif dalam senyawa organosulfur kebanyakan, tetapi mengurangi oksidan yang kuat beberapa, seperti oksigen dan fluor.
______________________________________________
CONTOH RESEP

A. Contoh resep kapsul :

Dokter     : Drh. Irma
Izin          : No.003/Disnak-Bali/2003
Alamat    : Jalan Sudirman
Telp         : 08123456789
__________________________________________________________________

Denpasar, 1 November 2014
R/   Amphicillin       mg 500
       Antalgin            mg500
       CTM                  mg4
B Combiplex     tab1
m.f. caps. dtd. No. III
S. 3 d.d caps I
#
Pro                  : Anjing
Pemilik            : Ani
Umur              : 2 tahun
Berat badan    : 10 kg
Alamat            : Jalan Diponegoro

B. Contoh resep pulveres :

Dokter     : Drh. Irma
Izin          : No.003/Disnak-Bali/2003
Alamat    : Jalan Sudirman
Telp         : 08123456789
__________________________________________________________________
Denpasar, 1 November 2014
 R/   Amphicillin       mg 500
       Antalgin            mg500
       CTM                  mg4
B Combiplex     tab1
m.f. pulv. dtd. No. III
S. 3 d.d pulv I
#
Pro                  : Anjing
Pemilik            : Ani
Umur              : 2 tahun
Berat badan    : 10 kg
Alamat            : Jalan Diponegoro

C. Contoh resep zalf :

Dokter     : Drh. Irma
Izin          : No.003/Disnak-Bali/2003
Alamat    : Jalan Sudirman
Telp         : 08123
__________________________________________________________________
Denpasar, 1 November 2014
R/ Asuntol           gr1
Vaseline          gr20
     Asam salisilat  gr1
     Sulfur              gr3
m.f. d.t.d       
S.u.e
     #
Pro                  : Anjing
Pemilik            : Ani
Umur              : 2 tahun
Berat badan    : 10 kg
Alamat             : Jalan Diponegoro
______________________________________________
KESIMPULAN
Dari  pratikum yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1.      Pulveres adalah sediaan obat yang berisi serbuk dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama, dibungkus dengan menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
2.      Kapsul adalah sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau zat tambahan lain. Kapsul harus memenuhi persyaratan farmakope indonesia mengenai keseragaman bobot dan waktu hancur.
3.      Unguentum atau salep merupakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.
______________________________________________
DAFTAR PUSTAKA

Rukin, Mas. 2013. Makalah Sediaan Kapsul (Capsulae). http://selidik86.blogspot.com. 28 Oktober 2014
Sugianto, Tantri. 2012. Laporan Praktikum Pulveres (Serbuk Bagi). Diakses pada alamat http://tantri-sugianto.blogspot.com. 28 Oktober 2014
Sugianto, Tantri. 2012. Laporan Praktikum Unguenta (Salep). http://tantri-sugianto.blogspot.com. 28 Oktober 2014
Amizine. Apakah manfaat kesehatan vitamin B kompleks?. http://www.amazine.co. 1 November 2014
Ahyar. 2012. Pembuatan Pulveres. http://ahyarnote.blogspot.com/ 1 November 2014
Picture by: PBSD

Resent post


Recent Posts Widget